Love

Pilih-pilih Jodoh

Pilih-pilih Jodoh

Hari sudah sore saat itu, dan saya sedang santai sehabis mengobati pasien di praktek saya. Terdengar suara teriakan dari luar rumah. Ternyata penjual salak yang meneriakkan dagangannya. “salak…10rb.” Teriaknya. Saya ngintip dari jendela rumah, kasian gada yang beli. saya berfikir sejenak, sudah lama juga gak makan salak. Boleh deh coba beli, 10rb doank.

Ada juga 1 orang tetangga saya yang tertarik. Kami dikupasin dan di beri masing-masing 1 buah. “nih, cicipin. Manis loh…” katanya menyodorkan salalaknya. Ya, lumayan manislah. Tapi tetap aja lebih manis salak pondo. “saya kirain salak pondo pak” kata saya agak kecewa. Karena melihat salaknya yang bagi saya kurang menggairahkan dan kurang menggugah selera.

“Oohhh bukan buk. Ini salak sidempuan.” Katanya tetap ramah. Ya, udah terlanjur kluar dan dikasi untuk cicipi, tengsin donk kalau gak jadi beli. lagian 10rb doank. Ya sudah saya pilih-pilih beli 1kg. si bapak kelihatan kegirangan karena saya mau beli. Rasa syukur memenuhi benak saya, alhamdulillah bisa berbagi rejeki kepada si bapak ini.

Setibanya dirumah, saya coba kupas tuh salak. Ya kalau lihat salak, mata saya memang langsung ijo kayak lihat bintang idola. Karena memang gemar makan salak. Ukurannya kalau salak 1 kg itu sebentar aja abis saya embat sendiri. 1 truk juga abis. Saya makan semua? Ya gak lah. Dijual. Hehehe

Nah, sewaktu saya makan, Ampuuuunnnn….. rasanya begitu aduhai… mirip sabut kelapa (sepet-sepet gimana..gitu). Penasaran saya coba kupas yang lain lagi, dan ternyata ketemu yang sepet lagi, yang ini malah lebih parah, sampe wajah saya mendadak jadi kurang kecantikannya, karena selain sepet juga agak pahit. Saya makin penasaran, saya coba kupas lagi yang lain. Nah, yang ini agak manis sih, tapi tetap aja susah ditelan. Kudu bantuan air segalon untuk bisa menikmatinya.

Mendadak senyuman si bapak melintas difikiran saya, ya itung-itung bantu si bapak. Kasian, kali aja anaknya butuh uang untuk sekolah. Ya sudah…ikhlas walau nelan salaknya mata kudu melotot karena keseretan.

Saya curiga jangan-jangan pilih jodoh mirip milih salak ini. Kalau ketemu yang sepet ya penasaran untuk coba yang lain lagi. Kalau ketemu yang manis, ya tetap aja penasaran pengen nambah lagi. Gada jeranya ya.

Atau mungkin orang nikah mirip kayak saya beli salak tadi. Sebenarnya gak suka-suka amat sama tuh cowok. Karena memang penampilannya kurang manis dan kurang menggairahkan. Tapi tetap aja di embat, kasian, karena gada cewek lain yang mau. Itung-itung bantu, kali aja si cowok mau merubah keturunan.

Apa ya begitu??? Jangan dijawab deh ya, mengharukan soalnya. Cukup dikulum aja dalam hati.

Ada fenomena yang terlewatkan saat kita memilih jodoh dengan gaya pilih-pilih salak. Yaitu karena sifat manusia yang cenderung penasaran, gak nyadar sudah berapa banyak salak yang dikupas, dicicipi, dan kemudian dilepehkan.

Dan saat anda memilih calon pasangan yang ingin anda nikahi, sudah berapa banyak keluarga yang anda kenali, anda beri perhatian, anda cicipi rasa masakannya, atau anda cicipi anak gadisnya, walau sekedar pegang tangan atau kecup kening, namun akhirnya anda tinggalkan begitu saja karena merasa tidak cocok, dan tidak sesuai dengan harapan anda. Dan pada akhirnya, sudah berapa banyak hati yang sengaja atau gak sengaja telah anda sakiti.

Ya, semua bukan salah anda. Saya mengerti bahwa anda pun ikut terluka dalam peristiwa ini. Dan anda bukan bandit ulung yang sengaja mempora-porandakan kehidupan orang lain. Tapi memang demikianlah hidup yang harus dijalani.

Belum lagi kalau yang dicicipi lain yang dibeli malah yang lain lagi? Ini lebih mengaharukan. Anda sudah jalan kesana kemari, sudah dikenalin kesana kemari, tau-tau malah dilamar orang lain sebelum anda.

Jodoh gak bisa dipaksa. Jodoh datang tak teduga. Tak disangka sangka. Dan dia datang pada waktu yang tepat, saat segalanya memang sudah siap untuk menyambutnya. Karena jika dipaksakan, makin banyak hati yang terluka. Dan andai jodoh itu datang disaat tak tepat, maka dia bisa pergi tanpa permisi. Kapan dia datang lagi??? Nanti, ketika semua sudah siap.

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kata siap ini adalah sepenuhnya hak paten Tuhan. Jadi siap atau gak, itu menurut ukuran Tuhan, bukan ukuran manusia. Itu sebabnya banyak orang yang ngotot ingin buru-buru nikah karena merasa sudah siap. Padahal siap menurut dia belum tentu siap menurut Tuhan.

Betul apa betul??? Betul aja deh daripada benjol. Hmhmmm

Kalau ditinjau dari permainan puzzle. Ya memang gak bisa dipaksa. Hanya potongan yang pas lah yang bisa masuk. Kalau semua potongan yang ada kita masukkan, bisa jadi gak kelar-kelar tuh gambar. Tau deh apa jadinya.

Dalam hal ini tetap aja kuasa Tuhan yang berperan. Tuhan akan atur permainan, pertama kamu ketemu yang ini dulu, kemudian si anu, kemudian, si fulan, nah yang terkhir masukkan si fulan. Nah, jadi deh.

Karena manusia gak bisa membaca takdir Tuhan, maka kita gak pernah tau, siapa yang menjadi puzzle terkhir. Jadi sebelum akad nikah di kumandangkan di jagat raya, gada jaminan bahwa itu jodohmu. Titik.

Jadi jangan latah, jangan kagetan, kalau sudah nyebar undangan, tiba-tiba batal nikah. Artinya permainan belum selesai, belum tamat.

Terus bagaimana mbak hanim??? Ya, suka atau tidak, gada pilihan lain kecuali melanjutkan permainan. Hidup harus terus berlangsung, kamu tetap butuh makan, untuk bisa melanjutkan kehidupan.

Jangan mau berhenti sebelum akhirnya menang. Malah mati kemudian. Rugi tau???…hehehe

Apapun itu kalau niatnya karena Alloh, mudah-mudahan berkah.

jika anda membutuhkan konsultasi yang berhubungan dengan cinta, asmara dan sejenisnya silahkan hubungi saya di wa 081376524140

Penulis : Maulida Hanim SST

 

 

 

 

 

 

Please follow and like us:

Artikel Yang Direkomendasikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *