Cinta Love Miracle Of Love

DIBUANG SAYANG , Dibuang Karena Sayang

*Dibuang Karena Sayang*

Pada artikel kali ini saya ingin membahas Hakekat Cinta. “Duuuhhh Cinta lagi…cinta lagi….makan tuh Cinta…” Tenang…baca saja dulu, sebentar saja.

Teman-teman semua semoga sudah pernah mendengar bahwa Cinta sejatinya tanpa syarat.

Cinta datang tak terduga, membuat kita tak sempat berpikir dan tak mengerti mengapa aku cinta dia?

Ya, Cinta memang sejatinya datang tanpa syarat, tak perlu begini dulu baru cinta, atau harus begitu dulu baru cinta, atau harus melakukan itu dan ini dulu baru cinta.

Maka jika kamu memberikan syarat untuk Cintamu, bisa dikatakan kamu belum benar benar Cinta.

Begitukah Cinta yang kamu pahami selama ini teman-teman?

Namun lebih dalam lagi, cinta butuh dibuktikan. Cinta soal rasa namun butuh diwujudkan. Agar dapat disaksikan kebenarannya Cinta harus ada wujudnya dan tidak sebatas rasa.

Mari sejenak berpikir, apakah teman-teman sudah benar-benar mencintai Tuhan?

Apakah cukup dengan dirasa, dan dikatakan “Aku mencintaiMu Tuhan” ?

Trus… Tuhan Alloh Subhanahu wata’ala menjawab “Oh ya? Mana buktinya?”

Jika benar kita mencintai Alloh, tentunya kita dengan rela melakukan apa yang diperintahkanNya. Jika benar kita mencintai Alloh, tentunya dengan rela kita meninggalkan apa yang dilarangNya. Jika benar kita mencintai Alloh, tentu dengan rela kita juga mencintai apa dan siapa saja yang dicintaiNya. Jika benar kita mencintai Alloh, tentu dengan rela kita membuang semua apa yang Alloh tidak suka dari kita.

Teman-teman sekalian, begitupun jika kita mencintai seorang hamba, tentu dengan rela kita melakukan apa yang membuat dia bahagia dan membuang semua apa yang tidak dia suka dari kita.

Ya, Cinta memang sejatinya tanpa sayarat. Namun untuk menjaga dan mewujudkan Cinta itu butuh syarat.

Karena cinta yang hanya sebatas kata dan rasa, namun tak ada wujudnya tak akan bertahan lama.

Bagi para pecinta, tentu sangat ingin diterima apa adanya. Namun disisi lain, sang pecinta juga butuh pembuktian untuk perwujudan cintanya.

Dan dalam hal mewujudkan cinta itu, ada hal yang perlu ditambah, ada yang perlu dikurangi, ada yang perlu dibina dibiasakan, dan ada pula yang perlu dibuang.

Dan para pecinta sejati, pastinya tidak pernah mengeluhkan itu, karena tujuannya hanya satu, yaitu mewujudkan Cinta, agar terlihat oleh mata cinta, dan semakin tumbuh bersemi dan berbungalah cinta itu, dan harum mewangi dan membawa berkah bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Pernah saya bingung saat bertemu dengan cowok perokok, “kalau kamu benar mencintaiku, kamu harus bisa terima aku yang perokok donk” katanya.

Kemudian bagaimana dengan saya, “kalau kamu benar mencintaiku, kamu harus bisa menahan rokokmu saat bersamaku donk, jelas aku gak bisa nafas. Masa’ kamu tega?”

Si Doi berusaha tidak merokok di depan saya, untuk sebentar saya nyaman, namun dibenak saya gak tega. Malah merasa saya terlalu keras dengan do’i. Saya egois.

Akhirnya kami berpisah. Saya gak tega lihat dia gelisah menahan keinginan untuk merokok, doi juga gak tega lihat saya harus menutup hidung saat dia merokok di depan saya.

Doi anggap saya gak bisa terima dia apa adanya yang perokok. Saya anggap dia juga gak bisa terima saya apa adanya yang gak kuat dengan asap rokok. Lalu untuk apa kami bersama?

Yah… Saat itu sedih. Padahal saling sayang, tapi kalah dengan rokok.

Andai … Andai…andai…. Ya ..seandainya saja…tidak usah berandai-andai, karena memang bukan menjadi jodoh yang terbaik. Ini hanya sekedar contoh.

Ya, Cinta memang sejatinya tanpa sayarat, namun Cinta tak sebatas kata dan rasa. Cinta perlu wujud. Dan dalam perwujudan itu perlu syarat. Bahkan perlu diuji.

Seperti Cinta pada sang maha Cinta. Tentu tak sebatas kata dan rasa. Jika benar-benar Cinta, tentu kita bahagia saat waktu sholat tiba, tentu kita sangat bahagia saat datang waktu puasa, tentu kita bahagia bisa bersedekah, tentu kita bahagia bisa membaca kitabNya, tentu juga kita bahagia mengenal RosulNya, dan pastinya kita bahagia saat berada diantara orang-orang yang dicintaiNya.

Jika benar-benar Cinta, tentu kita dengan rela meninggalkan maksiat, tidak akan suka mencuri, korupsi, membunuh, atau apalah-apalah yang kita tau Alloh tidak menyukai itu, dan bisa murka jika kita tetap melakukannya.

Jika benar-benar cinta, tentu tidak merasa terpaksa membuang semua kebiasaan yang tidak disukai oleh yang dicinta. Gak perlu disuruh, gak perlu diminta. Pasti akan melakukan apa yang dicintai oleh yang dicinta.

Dibuang bukan karena tak sayang, tapi justru karena sayang, maka hal-hal yang tidak disukai oleh yang dicintai itu harus dibuang dengan rela, bukan karena dipaksa, bukan karena diminta, tapi karena ingin mewujudkan cinta.

Sekian dulu tulisan saya ini, semoga bermanfaat untuk teman-teman yang membaca. Jika anda butuh diskusi tentang artikel ini, anda boleh tinggalkan pertanyaan dikolom komentar, atau anda bisa langsung hubungi saya di 081376524140

Please follow and like us:

Artikel Yang Direkomendasikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *