Healing Miracle Of Love Trauma

Hanya Hati yang Sakit yang Sanggup Menyakiti

Trauma Masa Lalu Dan Cara Mengatasinya

Perlakuan kita menentukan perlakuan orang kepada kita.

Sering kita bertanya, “kok dia jahat banget ke aku?”

Ya, temen- temen pada artikel kali ini kita bahas tentang trauma healing. Dimana keberadaan trauma itu sering kali tidak kita sadari.

Bicara soal trauma, sering kali orang salah dalam mengartikan. Orang menggap bahwa trauma itu suatu ketakutan yang membuat pelakunya tidak berani melakukan sesuatu.

Kenapa kamu belum nikah lagi? Gak ahhh, gak mau lagi. “Trauma.” 😊

Trauma yang saya maksud dalam artikel ini adalah keadaan dimana terjadinya benturan dalam hidup yang membuat luka dalam pikiran atau batin seorang hamba. Yang jika tidak segera diobati, luka itu akan tetap ada dan menganga, dan dapat mengakibatkan berbagai persoalan kehidupan.

Di judul saya sudah tuliskan, “hanya hati yang sakit yang sanggup menyakiti.”

Sakit ini yang saya sebut sebagai trauma dalam artikel ini. Ya, terluka, tapi tidak berdarah. ☺️

Nah, luka ini lah yang nantinya memberi dampak prilaku yang tidak menyenangkan dari penderitanya.

Saat anda menemukan seseorang yang sadis, kejam, atau “jahat” lah katakan. Jangan buru-buru menghakimi atau melabelinya dengan keburukan.

Tapi anda bisa belajar untuk menilai dari sudut pandang yang berbeda. “Bagaimana orang tuanya dulu mendidiknya? Trauma apa yang pernah dialaminya? Sebesar apakah luka dihatinya? Sehingga dia sanggup melukai orang lain?

Ya, teman-teman, sejatinya saat dilahirkan ke dunia ini kita suci tanpa dosa. Kita bahkan belum tau apa-apa kecuali nangis.

“Orang-orang yang disebut sebagai pembohong biasanya adalah orang jujur yang pernah dibohongi.” (Trauma karena dibohongi).

“Orang-orang yang disebut sebagai orang “jahat” biasanya adalah orang-orang baik, yang pernah mendapatkan kejahatan. (Trauma karena dijahati).

Orang-orang yang disebut sebagai orang sombong biasanya adalah orang-orang yang berbudi luhur yang pernah mendapatkan perlakuan kesombongan dari orang lain. (Trauma karena mendapat kesombongan).

Orang-orang yang disebut sebagai seorang pemalas biasanya adalah orang rajin yang tidak pernah dihargai. (Trauma karena tidak dihargai).

Nah, sejak lahir kita sejatinya tidak tau bohong itu apa, “jahat” itu apa, sombong itu apah? Malas itu apah? Ya khaan?

Pembohong belajar berbohong dari orang-orang yang pernah membohonginya.

Penjahat belajar jahat dari orang-orang yang pernah menjahatinya.

Si sombong pun belajar kesombongan dari perlakuan orang-orang yang pernah menyombonginya.

Dan pemalas, belajar kemalasan dari perlakuan orang-orang yang tidak menghargai kerja kerasnya, yang membuatnya jadi malas.

Ini menarik teman-teman. Ternyata, perlakuan kita terhadap orang lain bisa menciptakan pengalaman yang membuat seseorang itu bertindak sesuai perlakuan kita.

Maka kita perlu berhati-hati dalam hal ini. Jangan sampai anda lengah dan tanpa disadari telah menciptakan trauma dalam pikiran atau perasaan orang lain, yang menjadikan ia menjadi “pembohong, penjahat, sombong, atau malas.” Atau sikap-sikap lain yang tertunda kebaikannya.

Jadi, ternyata perlakuan kita dapat menciptakan seseorang menjadi baik atau tertunda kebaikannya.

Nah, jika anda pernah dibohongi seseorang, atau katakanlah “tertipu”, coba dikaji kedalam diri, apakah kita pernah melakukan kebohongan atau tipuan sekecil apapun itu? Sehingga anda juga mendapatkan seseorang membohongi anda.

Anda pernah menciptakan trauma dipikiran seseorang, yang menjadikannya sebagai pembohong sehingga anda berkesempatan untuk di bohongi.

Contoh kecil, dan ini sering dilakukan para orang tua kepada anaknya:

“Saat memberi makan anak, si anak sudah mangap, terus makanannya ketika sampai kedepan mulutnya, malah dibelokkan ke mulut ibunya.” Ini terlihat lucu teman-teman sekalian, akan tetapi inilah benih awal kebohongan itu. Dari perlakuan kecil ini, sejatinya anda sedang mengajari anak tentang kebohongan.  Jika tidak dibereskan, Akan tercipta trauma dalam pikirannya yang akan mendorongnya menjadi pembohong. Nah, sekarang sudah tau. Silahkan taubat yak.

Orang-orang berprilaku sesuai perlakuan kita. Maka hati-hati untuk memilih perlakuan anda pada orang lain.

Saat anda dibohongi, jangan lantas buru-buru menindak kebohongan itu, tapi silahkan teliti ke masa lalu, ada apa disana, apa yang telah anda lakukan sehingga anda berhak menerima kebohongan.

Begitupun saat dijahati, jangan lantas menghakimi, “dia jahat banget.” Namun silahkan anda kaji kedalam diri, ke masa lalu, jangan-jangan anda pernah menciptakan trauma kejahatan yang menciptakan orang jahat, sehingga anda berhak untuk menerima kejahatan.

Saat mendapati kesombongan, jangan lantas menghakimi “dasar sombong, gak tau diri”. Tapi silahkan datangi masa lalu anda. Bisa jadi anda pernah menciptakan trauma kesombongan disana, sehingga anda berhak menerima kesombongan dari orang lain.

Begitupun ketika melihat orang malas. Gak cerdas jika anda langsung menyebut “dasar pemalas.” Cobalah kaji ke masa lalu, pengalaman apa yang ada disana, yang menimbulkan trauma sehingga seseorang memilih untuk menjadi pemalas saja.

Ya, berita buruknya, trauma ini justru sering kali tidak disadari. Bahkan orang yang tega menyakiti hati orang lain dengan lisannya, sering kali tidak menyadari adanya trauma atau luka dalam pikirannya, yang menyebabkan dia mampu mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain.

Berita baiknya, anda sudah membaca artikel ini, maka anda dapat berpikir dari sudut pandang yang berbeda, sehingga anda dapat terhindar untuk menghakimi orang lain.

Berbaik-baiklah dalam prilaku, maka kebaikan pun akan datang pada anda.

Lalu, jika trauma ini tidak disadari gimana cara mengobatinya?

Banyak sudah beredar buku-buku yang memaparkan teori trauma healing, yang dapat menjadi referensi untuk menuju kesembuhan.

Namun jika anda merasa membutuhkan jasa saya dalam kesembuhan anda, atau anak anda, saudara anda, orang tua anda, istri atau suami anda, pembantu anda, tetangga atau teman anda. Maka anda dapat hubungi saya di 081376524140

Semoga banyak manfaat, senang bisa membantu, salam cinta dari saya, Assalamu’alaikum waroh matullohi wabarokatuh.🙏

Please follow and like us:

Artikel Yang Direkomendasikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *